Kamis, 08 Februari 2018

New Cell Day Cream + UV Filter: Pelembab Setelah Breakout

I graduate! Yah, akhirnya lulus juga dan menambah satu lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia. Sempet stress karena hampirrr nggak bisa ngejar wisuda periode pertama di kampus, dan setelah wara-wiri bekerja keras siang malam menghabiskan waktu, tenaga, dan uang, akhirnya tunai sudah hajat saya untuk lulus tahun ini!

Oke, dan di tengah-tengah ke-hectic-an ngurus kelulusan, tepatnya bulan lalu, kulit wajah aku breakout T-T I am not sure why, tapi mungkin akumulasi dari banyak faktor kaya stress, polusi, kulit kotor, dan, yang paling aku curigai adalah… moisturizer yang nggak cocok di aku. Wtf! Sebenernya dulu pernah pake salah satu produk dari C*tra ini dan baik-baik aja, terus waktu itu aku ganti pelembab, dan pas balik lagi pake kok jadi nggak cocok. ACNES keep coming out, GEDE-GEDE, dan karena waktu itu aku lagi sibuk nan stress, makin nggak keurus nih wajah.

Setelah sadar nih kulit breakout, aku stop pake segala macem pelembab T-T dan cuma pake bedak tabur aja kemana-mana, rajin bersihin muka, dan totol-totol obat jerawat every single night. Tapi, walaupun lagi jerawatan, kulit tetep butuh pelembab guys. Karena selama aku stop pake pelembab, kulit di sekitar jerawat jadi kering, di lipatan hidung juga merah, komplit deh. Waktu itu aku masih bingung sih mau pake pelembab apa lagi Tuhan? Dan sampailah aku main ke website nya Yukcoba.in (again). Aku lihat lagi ada ujji produk pelembab, langsung deh mata berkilat api dan dan hitungan detik sudah apply menjadi salah satu reviewer. Several days later, dapet email dari pihak Yukcoba.in kalo aku menjadi salah satu reviewer produknya. Thanks a million Yukcoba.in ^-^

OK, I think let’s just jump to the review, after that long-boring intro. Produk ini namanya New Cell Day Cream + UV Filter: Triple Firming Action. To be honest, aku nggak pernah tau atau lihat produk ini. Malahan pertama kali lihat di website, aku kira ini produk luar, dan ternyata krim ini diproduksi oleh PT Gloria Origita yang juga memproduksi brand Purbasari. Baru tau!



Packaging
As you know me, aku bukan orang yang terlalu meributkan kemasan suatu produk selama itu aman dan (hopefully) nggak ringkih. New Cell sendiri dikemas dengan jar plastic berwarna hijau muda yang ringan dengan tutup ulir. Ada keterangan produk, komposisi, dan expired date juga. Kalo dibuka, ada sekat gitu antara produk sama tutup luar. That’s good, karena aku nggak begitu suka kalo krimnya nempel di tutup jar. Kesannya kotor gitu, padahal sebenernya nggak juga sih kalo dipikir-pikir.

Claim and Ingredients
“New Cell Day Cream Plus UV Filter: Triple Firming Action, kulit wajah terasa kencang dalam 28 hari.
Anti Wrinle dengan Triple Firming Action
·         Membantu menjaga elastisitas kulit
·         Mempertahankan kelembapan kulit
·         Menyamarkan kerut wajah
Diperkaya dengan Jojoba Oil dan Hydroviton sebagai pelembab 24 jam menjaga kelembaban kulit seharian penuh. UV Filter menjaga kulit wajah dari efek buruk sinar matahari. Ceramide mencegah kulit dari kekeringan”
So, that’s the claim of the product. Now let’s move on to the ingredients


Seperti yang dijelaskan di kalim produk dan tertera di ingredient list, krim ini mengandung Ceramide-3. Ceramide-3 ini merupakan sel lemak didalam lapisan teratas kulit (stratum corneum), yang diindikasikan dapat memperbaiki fungsi perlembaban kulit dan mencegah kehilangan air dilapisan kulit bagian akibat iritasi kulit karena sodium lauryl sulfate. Lalu ada juga Jojoba oil (Simmondsia chinensis seed oil) yang mengandung wax ester sebagai pelindung bagi permukaan kulit. Kandungan ini akan mencegah kulit dari kekeringan dan menjaga agar kulit tetap lembab. Vitamin E dalam jojoba oil mempunyai sifat anti-oksidan yang bisa mencegah penuaan dini. Selanjutnya, ada Hydroviton yang dikategorikan sebagai pelembab oklusif, yaitu bahan aktif kosmetik yang dapat menghambat terjadinya penguapan air dari permukaan kulit. Dengan menghambat terjadinya penguapan air pada permukaan kulit bahkan dapat meningkatkan kandungan air di dalam kulit. Ada juga octyl methoxycinnamate yang berguna sebagai UV Filter.

Texture and First Impression
Produk ini sebenernya bukan termasuk kategori ‘krim’ menurutku. Tapi lebih ke lotion karena memang lebih watery gitu. Warnanya putih dan wanginya ngingetin aku sama wangi body lotion. I don’t really like the scent, but that’s fine. Kalo dipake beberapa saat wanginya ilang kok. Krim ini ringan banget, langsung meresap dan nggak ada white cast atau apapun setelah kurang lebih 3 menit pemakaian.




Result
Aku rutin pake produk ini untuk day cream. Aku nulis review ini setelah 2 minggu pemakaian ya guys. So far, krim ini nggak membuat jerawatku nambah. Untuk klaim melembabkannya, lumayan banget lah. Kulitku udah nggak kering lagi dan di lipatan hidung juga udah nggak merah. Maaf yee aku nggak foto before-after karena kelupaan, hehe. Tapi aku jamin yang aku ceritain di sini bener kok, kalo nggak percaya tanya teman sekamar aku aja :D Kadang aku juga pake ini sebelum pake BB Cream dan krim ini bisa nge-blend bagus dengan si BB. Lumayan lah daripada nggak pake apa-apa sebelum BB Cream. Untuk klaim anti-wrinkle nya, aku nggak bisa ngasih tau guys soalnya aku juga nggak ada masalah gitu sama kerutan. Gila aja masih umur 22 tahun udah berkerut. But that’s all, aku suka krim ini. Imo, krim ini bakal cocok buat kalian yang kulitnya berminyak, acne prone, atau lagi proses recovery setelah breakout. Tapi mungkin belum cukup melembabkan buat kulit kering. Harganya murah, cuma Rp 35.000,- untuk 30 ml. Aku juga mungkin akan beli lagi kalo nemu, karena seriusan aku nggak pernah lihat produk ini. Semoga pemasarannya lebih luas ya!



References

Senin, 04 Desember 2017

Review Sariayu Putih Langsat Facial Scrub

Halloooowwww welcome back to my blog. Jadi beberapa hari yang lalu aku dapet produk gratis gitu dari yukcoba.in. Buat kalian yang belum tau apa sih yukcoba.in itu, aku kasih tau sedikit ya. Jadi yukcoba.in adalah salah satu website berbagi produk sekaligus online shop di Indonesia. Caranya untuk gabung gampang banget kok tinggal register aja di websitenya yukcoba.in, dan kamu pilih deh produk yang ingin kamu cobain atau beli. Tapi harus sabar ya untuk bisa terpilih jadi salah satu reviewers. Aku, contohnya, setelah sabar menanti selama berbulan-bulan, daftar produk ini itu ditolak mulu (oops), sampai akhirnya terpilih deh untuk cobain Sariayu Putih Langsat ini.

Sebelumnya aku mau berterima kasih dulu sama tim yukcoba.in yang mengirimkan produk ini di saat yang tepat. I mean, beberapa minggu yang lalu tuh mukaku diserang negara api jerawat! Yaks, what a cliche, for acne prone skin like mine. Jadi setelah aku obatin pake ini itu dan hampir ilang tuh para jerawat, terbitlah masalah baru -> muka kering gradakan! Dan pas banget butuh scrub, eh dapet ini produk. Yeay! thanks a bunch.

Oke cukup ceritanya, kita langsung aja ke review produknya. Dari segi kemasan, oke-oke aja sih menurutku. Aku bukan konsumen yang rewel sama kemasan kok, haha. Bentuknya flip, ramping, warna putih ijo seger dan yang paling penting ada segel alumunium foil kecil di mulut botol. Jadi udah terjamin ya kebersihannya.


Awalnya sempet bingung apa bener yang di gambar itu adalah buah duku? Dan setelah nengok ke ingredients ternyata emang bener duku, yang punya nama latin Lansium domesticum. Duku sendiri juga disebut dengan buah langsat yang berperan sebagai antioksidan alami dan bisa melawan radikal bebas, mencegah kerutan di wajah, dan penuaan dini. Selain itu, produk ini juga mengandung ekstrak bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) yang konon katanya bisa untuk menyembuhkan jerawat. Lalu ada juga ekstrak bunga/buah/batang Ocimum basilicum  a.k.a basil atau kemangi yang berguna untuk memelihara elastisitas kulit, dan ekstrak akar Glycyrrhiza glabra a.k.a akar manis yang memiliki sifat untuk melembutkan sekaligus mencerahkan kulit serta cocok untuk semua jenis kulit.


Produknya sendiri berwarna putih bersih, teksturnya kental dengan butiran scrub yang halus. Wanginya, gimana ya deskripsiinnya, seger tapi nggak terlalu nyegrak. Jadi masih oke lah buat yang nggak suka produk yang ada wangi-wangiannya.



Aku pakai produk ini di saat muka kering setelah aku bersihin pake susu pembersih. Aku lebih suka aja kalo pakai scrub waktu kulit masih kering karena berasa lebih keangkat sel kulit mati di muka aku. Tapi kalo kalian yang kulit sensitif mending pakai scrub dalam keadaan wajah basah untuk menghindari iritasi.

Awalnya aku nggak berharap banyak sih sama produk ini, karena lihat scrubnya yang menurutku terlalu kecil, aku agak ragu aja produk ini bisa ngangkat kulit mati di mukaku yang lagi kasar banget.
Aku pakai produk ini pagi, dan hasilnya lumayan menghaluskan tapi masih agak kasar. Okelah gapapa. Tapi berhubung aku besok ada acara penting dan wajah masih bulukan, akhirnya aku gemes dan coba pakai lagi pas mau tidur. Daaaannn surprisingly besok pagi mukaku udah halus lagi! Omaigat ini beneran loh. Area T-zone, dan kedua pipi udah nggak ada kulit kering lagi, tinggal dikit di area bawah hidung sama lipatan dagu but that's fine! Akhirnya aku bisa pake foundation di wajahku hari itu. Wah cukup sakti juga nih produk. Tapi aku nggak pakai produk ini tiap hari loh ya, cukup 2-3 kali aja seminggu.

Overall aku suka banget produk ini. Ampuh mengangkat kulit mati dan menghaluskan kulit tanpa bikin iritasi.

Price? IDR 29.500
Recommended? Yes
Repurchase? Yes




Referensi
https://www.vemale.com/cantik/100551-masker-bunga-sepatu-untuk-mengatasi-masalah-jerawat.html
https://www.biutiva.com/474/manfaat-licorice-akar-manis-untuk-kecantikan-kulit-rambut/
https://www.climbri.com/health/manfaat-daun-kemangi-untuk-kesehatan-dan-kecantikan/
http://nova.grid.id/Mode-Dan-Kecantikan/Kecantikan/5-Khasiat-Buah-Langsat-Untuk-Kecantikan-Wajah-Bisa-Cegah-Kerutan 




Kamis, 27 Juli 2017

Am I dumb? No, Just Sad




Have you ever felt that you are too dumb?

I believe that we did this thing; planning our future when we were kids. We planned what we should do at 20, what achievements we should accomplish, even when or with whom we should marry. But, when you are at 20, those slowly... disappear.  You just think about what you are going to do tomorrow.

Sometimes I think that it is my fault not to have specific goals in my life. But then I feel that I was too determined. Well, it is good to have a determined life, but then if you could not make it happen, there comes a time when you blame yourself, think that you're dumb, am I right? I believe that motivated sayings like ‘Failure is the beginning of success’ or ‘Fall 8 times, stand up 10 times’, still have a gloomy side. Sad is not wrong, it is a part of learning, part of arising. I am sure that you cannot just get up right after you fall. You must get hurt, and there is no other way than feel it, muse it. Then you will seek an assistance to raise, once you find it out, you will hold it. 

I do believe in that concept and I am seeking my assistance.

Failure doesn't make you become a fool, it makes you sad. The solution is, make use of your sadness to find your help to stand. Helps could be anything, or anyone. If you think so, then sadness is not wrong. Enjoy your sadness, feel it, think about it, and hope you find enlightenment.

Minggu, 23 Juli 2017

Apakah Belajar Bahasa Inggris itu Tidak Nasionalis?

“Kenapa sih harus bisa Bahasa Inggris? Kan nggak nasionalis”. Ungkapan itu sangat sering saya dengar ketika seseorang dihadapkan pada kenyataan bahwa bahasa inggris memang sangat penting di era global. Ungkapan ‘nggak nasionalis’ ini punya efek yang cukup luar biasa loh. Pernah beberapa waktu lalu teman serombel saya di jurusan Bahasa dan Sastra inggris, menerima penolakan gara-gara dia dianggap tidak nasionalis. Sebut saja teman saya si ‘E’, dia ini sedang cari tempat untuk KKN (Kuliah Kerja Nyata) dengan beberapa teman di kelompoknya. Tibalah dia di desa ‘G’. Setibanya disana, si E dan teman-teman menemui perangkat desa guna memaparkan program kerja yang akan diterapkan di desa tersebut. Salah satu program kerja yang diampu si E adalah pembelajaran bahasa Inggris bagi anak-anak di desa itu. Tapi, kemudian Pak Kades di desa G menolak keras program kerja yang berbau bahasa inggris karena dianggap tidak nasionalis. 

Lalu, apakah benar dengan kita belajar dan berbicara bahasa Inggris menjadikan kita tidak nasionalis?

Rasa nasionalisme dan cinta tanah air memang sangat-sangat penting. Kalau tidak ada rasa nasionalis, tidak ada yang namanya negara. Indonesia dilahirkan dari perasaan nasionalis para pendiri bangsa yang dengan segenap hati dan jiwa berkorban demi terwujudnya cita-cita untuk hidup bebas di tanah kelahiran. Rasa cinta tanah air memang harus terus dijaga. Sekarang, ketika Indonesia sudah merdeka, perjuangan bangsa sudah tidak lagi menggunakan bambu runcing. Inilah saatnya kita mengukir prestasi dan unjuk gigi di mata dunia agar Indonesia diakui. Sebagai generasi muda, banyak hal yang bisa kita lakukan salah satu yang paling banyak dilakukan adalah mengikuti forum-forum pemuda tingkat internasional. Dengan mengikuti kegiatan berskala internasional, kita bisa mengukuhkan posisi bangsa kita loh. Kita nanti akan dilihat dan dinilai oleh orang dari bangsa lain bagaimana cara kita mengemukakan ide-ide demi kemajuan bersama. Di sana kita juga mempromosikan Indonesia agar banyak turis yang datang berkunjung. Kita juga bisa membangun relasi internasional, yang memungkinkan terbukanya kerja sama antarnegara dalam berbagai bidang di masa depan. Nah, untuk melakukan itu semua, kita perlu berkomunikasi dengan baik kan? Dalam berkomunikasi, kita pakai bahasa kan? Terus saya ingin tanya apakah kiranya orang-orang dari negara lain itu sudah pasti bisa berbahasa Indonesia?

Tidak.

Sudah pasti masyarakat global harus punya cara demi terciptanya komunikasi yang baik menggunakan suatu bahasa yang secara umum disepakati sebagai bahasa pemersatu global. Nggak usah secara global dulu deh, masyarakat Indonesia saja dengan beragam suku dan bahasa akan kesulitan untuk komunikasi satu sama lain kalau tidak menggunakan bahasa pemersatu kita yaitu bahasa Indonesia. Lalu apa yang salah dengan belajar bahasa pemersatu global saat ini, yaitu bahasa Inggris? Bukankah itu sama saja ketika kita belajar bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang dari suku lain? Seandainya saja masyarakat dunia tidak punya bahasa pemersatu, kita mau ngomong pakai apa? Bahasa isyarat? Bukannya saya ingin merendahkan seserang yang berkomunkasi dengan  menggunakan bahasa isyarat karena keterbatasan mereka atau bahasa isyarat itu sendiri. Bahasa isyarat lahir untuk memenuhi kebutuhan orang-orang dengan keterbatasan tertentu. Tapi kalau kita dikaruniai kesehatan dari Tuhan YME, kenapa tidak kita manfaatkan untuk belajar? Lha wong sekarang mereka yang memiliki keterbatasan saja semangat belajar kok, kita tidak mau belajar sih hanya gara-gara pemikiran sempit “tidak nasionalis” itu. Ya, kecuali Anda cukup kaya untuk menyewa seorang interpreter kemanapun Anda pergi, oke saya nyerah berargumen karena saya bukan orang berduit.
Kembali lagi ke masalah nasionalis tadi. Saya cinta bahasa Ibu saya, Jawa, dan bahasa Indonesia. Saya juga sangat cinta budaya dan tradisi Indonesia. Banyak juga loh orang Amerika atau Australia yang ingin belajar bahasa dan budaya negeri kita. Kita tentu bangga dong karena memperkenalkan bahsa kita ke orang lain. Tapi gini, apakah mungkin seorang guru yang mengajar bahasa Jawa/Indonesia akan sepenuhnya menggunakan kedua bahasa tersebut di saat mengajar? Apakah murid-muridnya akan mudeng? Kan mereka baru mau belajar. Solusinya? Ya harus menguasai bahasa pengantar lain saat mengajar, dalam hal ini adalah bahasa Inggris. kalau sudah begitu, apakah guru yang menggunakan pengantar bahasa inggris untk mengajarkan bahasa Indonesia itu masih dianggap tidak nasionalis?

Pandangan sempit terbukti berbahaya loh. Contoh yang paling terkenal adalah pada Adolf Hitler. Hitler sangat nasionalis dan loyal terhadap bangsa dan negaranya, sampai-sampai menganggap bahwa bangsa Jerman adalah bangsa terunggul di dunia. Tapi lihat apa yang dilakukan Hitler, bukannya mengajak bangsanya untuk belajar dan meningkatkan kualitas agar dapat bersaing dengan bangsa lain, dia justru menyingkiran semua bangsa non-Jerman yang pada saat itu dianggap lebih pintar dan bisa mengancam eksistensi bangsa Jerman. Hasilnya? Ambisi Hitler justru runtuh ketika Jerman kalah di Perang Dunia II.

Belajar dari itu semua, cinta tanah air memang sangat penting, namun jangan sampai membawa pemahaman sempit ke diri kita. Dunia terlalu luas untuk kita fikir bahwa bangsa atau budaya kitalah yang paling baik. Namun kita juga perlu mengukuhkan identitas bangsa kita dengan sikap fleksibel tersebut. Masih banyak lagi peran-peran yang dapat dimainkan oleh masyarakat Indonesia di kancah global. Tapi sebelum itu, mari kita tingkatkan kualitas diri sendiri dulu dengan banyak belajar. Belajar boleh apa saja kok asal bermanfaat.

Semoga bermanfaat ...


Kamis, 20 Juli 2017

Probio-C Vitamin C: Serum Murah Meriah untuk Kulit Berjerawat

Hari ini saya mau nge-review serum vitamin C punya saya. Tapi sebelumnya saya tekankan bahwa tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi, jadi bukan untuk promosi suatu produk ya.

Oke, pertama saya akan cerita mengenai keadaan kulit saya. Dulu waktu SMA, bisa dibilang muka saya kaya tambang minyak, kalo pake kertas minyak untuk wajah aja sampe 3-4 lembar sekali pakai! Pokoknya berminyak banget lah. Jerawat? Jangan tanya lagi, dia tamu setia di muka saya ini, belum lagi  acne prone, pori-pori gede T_T. Tapi, makin ke sini saya ngerasa kok muka saya nggak seberminyak dulu, cuma minyakan di T-zone dan pipi depan deket hidung. Kalo dulu mah semuka full minyakan. Jerawat masih ada tapi nggak kaya dulu keroyokan, cuma satu dua biji aja per bulan. Apakah ini faktor U ya? Entahlah...

Tapiiii, muka saya kembali jelek akhir tahun lalu. Hal ini bermula ketika saya ikut KKN di desa dekat tempat tinggal saya. Bagi kalian yang udah pernah ikut KKN, tau sendiri lah malesnya ngurus muka. My bad sih, tapi emang rata-rata temen saya juga bilang gitu loh. Jarang mandi, nggak pake sunblock, panas-panasan, dan sepertinya kulit saya nggak cocok dengan air di sana. Jadilah kulit yang merah, kering, kasar, dan jerawaaaat T.T Awalnya sih biasa-biasa aja, saya kembali rutin ngerawat muka. Tapi hampir sebulan kok nggak ada perubahan ya? Huhuhu di sini rada panik sih. Terus di kos saya lihat sepupu saya (sekaligus temen sekamar) punya serum ini. Sepupu saya bilang kalau dia cuma keracunan dari review aja beli ini serum, *hahaha* dan nggak cocok di dia. Mungkin karena dia lagi perawatan di dokter kulit juga kali ya, jadi kulitnya agak sensitif kalo pake skincare di luar produk dokternya. Kalo saya mah selama dua puluh dua tahun hidup di dunia belum pernah sekalipun perawatan di dokter kulit, jadi saya asumsikan kalo kulit saya mungkin cocok pake serum ini. Akhirnya dia menghibahkan serum ini ke saya *alhamdulillah*. Nah, ini nih penampakan Probio-C Serum Vitamin C:


Saya pake serum ini sekali sehari sebelum tidur, walaupun di box dianjurkan dua kali; siang-malam. Tapi, saya emang orangnya nggak begitu suka dengan skincare yang berlayer-layer di muka saya apalagi pas siang hari. Hehe, jangan ditiru pemirsa. Serum ini rutin saya oleskan ke wajah dan leher setelah membersihkan wajah dengan milk cleanser + face wash + toner. First impression pertama kali pakai ini sih so-so. Cairannya bening, agak sticky, dan baunya agak aneh, tapi nggak berminyak waktu diaplikasikan ke wajah. Gini nih serumnya:




Serum ini mengandung 10%  vitamin C yang aktif untuuk menangkal radikal bebas, mencegah penuaan, mengurangi inflamasi, dan kerusakan kulit lain akibat sinar matahari. Daannn, setelah sekitar sebulan pemakaian rutin sebelum tidur, muka saya jadi halus lagi kawan-kawan! Jerawat juga ilang, dan lumayan buat ngilarin scar. Nggak bikin berminyak juga waktu pagi bangun tidur. Wah seneng banget deh. Temen saya di kampus juga tanya saya pake apa kok muka udah bersih lagi, karena dia juga habis KKN punya masalah yang sama, hahaha... But forgive me nggak bisa kasih lihat foto before and after, karena waktu pertama kali pakai belum kepikiran untuk review.

Sepupu saya beli serum ini di Apotik deket kampus, jadi gampang banget nyarinya. Harga? Cuma 55k, dan ini muraaahh banget untuk ukuran serum wajah. Makainya juga cuma 3 tetes untuk semuka, jadi awet. Punya saya udah sekitar 3 bulan juga belum abis-abis *yeay*. Recommended untuk yang lagi cari serum murah tapi nggak murahan. Inget ya, hasilnya nggak instan. Saya review ini juga setelah sekitar 3 bulan pemakaian. Jadi, buat yang mukanya lagi jerawatan harap sabar aja. Oh iya, saya juga perlu tekankan bahwa serum ini tidak memutihkan. Walaupun klaim produk bisa memutihkan, jangan terlalu berharap. Kalau untuk menyehatkan sih oke deh ini produk. Lagian, kulit cantik nggak melulu putih kan? Tapi, berdasarkan pengalaman sepupu saya, bagi yang lagi perawatan di dokter mungkin konsultasi dulu siapa tau nggak cocok dengan serum ini, karena sepupu saya mukanya jadi merah pake serum ini.

Segitu dulu review dari saya, semoga bermanfaat ^-^

Selasa, 18 Juli 2017

My First Post

Hi there!

Sebenernya saya sudah ngeblog dari dulu sih, tapi baru kali ini mau bener-bener niat nge-blog :D
Oke, saya Irma Nadia, mahasiswi semester atas Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang. Salah satu alasan saya aktif nge-blog adalah karena saya bosan, iya bosan. Buat mahasiswa/i semster atas pasti tau lah ya gimana suka duka ngerjain skripsi. Nah saya sekarang sedang berada di titik ketika bingung mau ngapain. Skripsi sih so far okay, tapi berhubung dosen pembimbing saya lagi sibuk dan agak susah ditemui, jadi saya bingung deh mau ngapain di kos, plonga-plongo tok.

Pada suatu hari yang cerah, temen saya dateng ke kos dan dia cerita tentang blog nya dia. Dia bilang kalau dapet gratisan produk gitu buat direview di blog, lumayan deh pokoknya. Pada saat itulah saya mendapat ilham untuk nulis di blog lagi. Sebenernya suka nulis banget si enggak ya, tapi coba dulu aja deh, hehe. Anyway, rencananya sih blog ini bakal saya isi dengan review produk, diy, dan ... curhatan saya hahaha *ketawa bego*.

See ya on the next post!